Senin, 22 Oktober 2012

DEMOGRAFI


Demografi adalah studi tentang penduduk khususnya mengenai kelahiran, perkawinan, kematian dan perpindahan. Studi ini menyangkut jumlah, persebaran geografis, komposisi penduduk dan perubahannya dari waktu ke waktu. Dalam pengertian yang sempit, demografi didefinisikan sebagai demografi formal (atau juga dikenal dengan demografi teknik). Berikut beberapa contoh tentang perkembangan definisi demografi :
• Johan Sussmilch (1762, dalam Iskandar ,1994) berpendapat bahwa demografi adalah ilmu yang mempelajari hukum tuhan yang berhubungan dengan perubahan-perubahan pada umat manusia yang terlibat dari jumlah kelahiran, kematian, dan pertumbuhannya.

• Achille Guillard (1855) memberikan definisi demografi sebagai ilmu yang mempelajari segala sesuatu dari keadaan dan sikap manusia yang dapat diukur ,yaitu meliputi perubahan secara umum, fisiknya, peradabannya, intelektualitasnya, dan kondisi moralnya (lihat juga Iskandar, 1994).

• David v. Glass(1953) menekankan bahwa demografi terbatas pada studi penduduk sebagai akibat pengaruh dari proses demografi ,yaitu fertilitas,mortalitas,dan migrasi.

• United Nations(1958) dan International Union for the Scientific Study of Population/IUSSP (1982) mendefinisikan demografi sebagai studi ilmiah masalah penduduk yang berkaitan dengan jumlah, struktur, serta pertumbuhannya

• Philip m. Hauser dan Otis Dudley Duncan(1959) berpendapat bahwa demografi merupakan ilmu yang mempelajari jumlah, persebaran territorial, komposisi penduduk, serta perubahannya dan sebab-sebab perubahan tersebut.

• Donald j. Bougue(1969) mendefinisikan demografi sebagai ilmu yang mempelajari secara statistik dsan matematik jumlah,komposisi,distribusi penduduk,dan perubahan- perubahannya sebagai akibat bekerjanya komponen-komponen pertumbuhan penduduk, yaitu kelahiran (fertilitas), kematian(mortalitas), perkawinan, migrasi, dan mobilitas social.

• George w. Brclay(1970) mendefinisikan demografi sebagai ilmu yang memberikan gambaran secara statistik tentang penduduk. Demografi mempelajari perilaku penduduk secara menyeluruh bukan perorangan. Dengan definisi-definisi diatas, dapat disimpulkan bahwa ilmu demografi merupakan suatu ilmu untuk mempelajari perubahan-perubahan kependudukan dengan memanfaatkan data dan statistik dari data penduduk terutama mengenai perubahan jumlah, persebaran pada kommponen-komponen utama pertumbuhan penduduk, yaitu = fertilitas, mortalitas, migrasi, yang pada gilirannya menyebabkan perubahan pada jumlah, struktur, dan persebaran penduduk.Secara singkat , ilmu demografi sangat bermanfaat untuk :
a)      Mempelajari kuantitas, komposisi, dan distribusi penduduk dalam suatu daerah tertentu serta perubahan-perubahannya.
b)      Menjelaskan pertumbuhan masa lampau dan mengestimasi pertumbbuhan penduduk pada masa datang.
c)      Mengembangkan hubungan sebab akibat antaraperkembangan penduduk dan bermacam- macam aspek pembangunan sosial, ekonomi, budaya, politik, lingkungan, dan keamanan.
d)     Mempelajari dan mengantisipasi kemungkinan-kemungkinan konsekuensi pertumbuhan penduduk pada masa mendatang.
Demografi formal berfokus pada jumlah, distribusi, struktur dan perubahan penduduk.Jumlah menunjukan banyaknya penduduk, distribusi menunjukan penempatan penduduk dalam suatu
ruang pada suatu kurun waktu tertentu, secara geografis atau berbagai macam daerah tempat tinggal,struktur dalam pengertian yang sempit mencakup distribusi penduduk menurut jenis kelamin dan kelompok umur dan perubahan mencakup pertambahan atau pengurangan pada jumlah penduduk atausalah satu unit dari struktur penduduk. Komponen-komponen perubahan penduduk adalah kelahiran,kematian dan  migrasi penduduk.Demografi terus berkembang, Methorst dan Sirks membedakan masalah penduduk menjadi 2 yaitu secara kuantitatif dan kualitatif, namun pendapat ini kurang mendapat dukungan. Adolphe Laundry pada tahun 1937 menyarankan istilah “Pure Demography” dan idenya mendapat sambutan positif. Pure demography atau demografi murni/formal adalah cabang ilmu demografi yang bersifat analisis matematik yang menghasilkan teknik-teknik untuk menghitung data kependudukan. Setelah itu muncul ilmu-ilmu lain yang berkaitan seperti Social Demography, Demographic Sociology, Population Studies dll.
Tiga unsur yang menjadi para ilmuan dalam menyelediki demografi adalah kematian, kelahiran, dan dan juga imigrasi semua itu memang terjadi dikarenakan adanya perkembangan tekhnologi, dan juga dalam mata pencairan uang karena biasa para imigran datang ke kota untuk menjadi nasib agar bisa mendapat pekerjaan yang baik di kota tetapi semua itu belum tentu juga karena dikota padat sekali manusia dan sudah penuhnya lahan pekerjaan.
   • Kelahiran apabila kelahiran bisa cepat dikarenakan tekhnologi kesehatan kelahiran bisa cepat dikarenakan tekhnologi kesehatan maka otomatis kenaikan penduduk pun bisa melonjak drastis karena bertumbuhnya angka kelahiran
   • Kematian apabila kematian bertambah maka angka kependudukan pun akan berkurang akan tetapi bila angka kematian menurun maka akan menambah juga kependudukan dikarenakan angka kelahiran melonjak drastis
   • Imigrasi apabila setiap penduduk pindah ke kota dan mereka menjadikan ktp menjadi dua maka akan sulit apabila di data tidak akan terpenuhi akan sulit mendata penduduk dengan data pasti
Tujuan penggunaan demografi ada 4 yaitu:
1.      Mempelajari kuantitas dan distribusi penduduk dalam suatu daerah tertentu.
2.      Menjelaskan pertumbuhan masa lampau, penurunannya dan persebarannya dengan sebaik-baiknya dan dengan data yang tersedia.
3.       Mengembangkan hubungan sebab akibat antara perkembangan penduduk dengan bermacam-macam aspek organisasi sosial.
4.       Mencoba meramalkan pertumbuhan penduduk dimasa yang akan datang dan kemungkinan-kemungkinan konsekuensinya.
Beberapa aplikasi penggunaan demografi antara lain; kesehatan masyarakat (fertilitas dan mortalitas), penggunaan tanah (pertumbuhan penduduk, dan distribusinya), penggunaan sekolah, fasilitas umum (jumlah penduduk, struktur umur, distribusi penduduk), pemasaran, ketenagakerjaan (jumlah penduduk, struktur umur dan distribusinya).
Peralatan dan Analisis Demografi
a.       Jumlah
Sering digunakan dalam analisis demografi. Misalnya, menurut hasil sementara Sensus Penduduk 2000, penduduk Indonesia pada tahun 2000 adalah 203,5 juta orang.
b.      Rasio
Rasio menyatakan suatu jumlah dalam perbandingan terhadap jumlah lainnya. Dengan kata lain merupakan perbandingan antara dua bilangan (a/b) dan dapat dinyatakan dalam persepuluh, perseratus, atau perseribu. Misalnya, rasio jenis kelamin adalah perbandingan/imbangan antara jumlah penduduk laki-laki dan penduduk perempuan di suatu wilayah pada suatu waktu tertentu.
c.       Rate/Angka/Tingkat
Yaitu Jumlah peristiwa/kejadian dibanding dengan jumlah penduduk yang mengandung risiko peristiwa tersebut, angka ini merupakan suatu bentuk khusus dari rasio. Misalnya Angka kelahiran pada tahun 1980 adalah 35 kelahiran hidup per 1000 penduduk Indonesia. Angka ini memberikan gambaran umum tentang keadaan peristiwa demografis (kelahiran) yang terjadi pada suatu wilayah dan waktu tertentu. Untuk memperoleh gambaran tentang perkembangan peristiwa demografis, diperlukan dua angka dari wilayah yang sama tetapi waktunya berlainan (Misalnya, Angka Kelahiran Indonesia tahun 1971 adalah 44 per 1000 dan tahun 1980 adalah 35 per 1000). Ada 2 (dua) macam angka yaitu:
Ø  Angka Kasar
Angka Kasar adalah angka yang dipakai untuk menghitung peristiwa demografis penduduk total, termasuk penduduk yang tidak menanggung risiko peristiwa demografi tersebut. Misalnya Angka Kelahiran Kasar (CBR = Crude Birth Rate).
Ø  Angka Spesifik
Angka Spesifik adalah angka yang dipakai untuk menghitung peristiwa demografis penduduk yang menanggung risiko peristiwa demografi tersebut. Misalnya Angka Fertilitas menurut Umur (ASFR = Age Specific Fertility Rate).
·         Proporsi
Proporsi menyatakan suatu perbandingan antara dua bilangan, dimana pembilangnya merupakan bagian dari penyebut ( a/(a+b) ). Apabila proporsi dinyatakan dalam perseratus, dikenal dengan nama persen.
·         Konstanta
Konstanta merupakan bilangan tetap, misalnya 100.000, atau 10.000. Dalam rumus dinyatakan dengan “k”. Jika “k” ini dikalikan dengan angka, rasio , atau proporsi, maka akan memperoleh hasil yang lebih jelas maknanya.
·         Kohor
Kohor adalah sekelompok orang yang mulai menjalani peristiwa demografi bersama-sama. Contoh: kohor kelahiran yaitu sekelompok orang yang lahir pada tahun yang bersamaan. Ukuran kohor adalah ukuran untuk menghitung peristiwa demografi untuk suatu kohor tertentu.
·         Ukuran
Suatu ukuran mengenai peristiwa yang terjadi dari sebagian maupun keseluruhan penduduk selama satu periode tertentu. Misalnya, Angka Kematian Bayi di Indonesia dalam periode 1999-2000.
Tahap-tahap dalam Transisi Demografi
a)      Tahap Stasioner tinggi
Tingkat Kelahiran: Tinggi
Tingkat Kematian: Tinggi
Pertumbuhan Alami: Nol/sangat rendah
Contoh: Eropa abad 1
b)      Tahap Awal perkembangan
Tingkat Kelahiran: Tinggi (ada budaya pro natalis)
Tingkat Kematian: Lambat menurun
Pertumbuhan Alami: Lambat
Contoh: India sebelum PD II
c)      Tahap Akhir perkembangan
Tingkat Kelahiran: Menurun
Tingkat Kematian: Menurun lebih cepat dari tingkat kelahiran
Pertumbuhan Alami: Cepat
Contoh: Australia, Selandia Baru tahun ‘30an
d)     Tahap Stasioner rendah
Tingkat Kelahiran: Rendah
Tingkat Kematian: Rendah
Pertumbuhan Alami: Nol/sangat rendah
Contoh: Perancis sebelum PD II
e)      Tahap Menurun
Tingkat Kelahiran: Rendah
Tingkat Kematian: Lebih tinggi dari tingkat kelahiran
Pertumbuhan Alami: Negatif
Contoh: Jerman Timur & Barat tahun ‘75
Ada beberapa masalah dalam mengaplikasikan teori transisi demografi bagi negara-negara berkembang. Bila di Eropa, penurunan mortalitas lebih dikarenakan pembangunan sosio ekonomi, namun penurunan mortalitas dan fertilitas di negara-negara berkembang lebih karena pengaruh faktor-faktor lain seperti: peningkatan pemakaian kontrasepsi, peningkatan perhatian pemerintah, modernisasi, pembangunan dll.
  •   Faktor – Faktor Demografi : 
              Faktor-faktor demografi yang mempengaruhi tinggi rendahnya pertumbuhan;
o   penduduk Struktur umur
o   Struktur perkawinan
o   Umur kawin pertama
o   Paritas
o   Disrupsi perkawinan
o   Proporsi yang kawin
o   Jumlah Penduduk
Jumlah penduduk yang banyak akan memperbesar pengeluaran konsumsi secara menyeluruh, walaupun pengeluaran rata-rata per orang atau per keluarga relative rendah. Pengeluaran konsumsi suatu negara akan sangat besar, bila jumlah penduduk sangat banyak dan pendapatan per kapita sangat tinggi.
o   Komposisi Penduduk
Pengaruh komposisi penduduk terhadap tingkat konsumsi, antara lain :
a.       Makin banyak penduduk yang berusia kerja atua produktif (15-64
tahun), makin besar tingkat konsumsi. Sebab makin banyak penduduk
yang bekerja, penghasilan juga makin besar.
b.      Makin tinggi tingkat pendidikan masyarakat, tingkat konsumsinya juga
makin tinggi, sebab pada saat seseorang atau suatu keluarga makin
berpendidikan tinggi maka kebutuhan hidupnya makin banyak.
c.       Makin banyak penduduk yang tinggal di wilayah perkotaan (urban),
pengeluaran konsumsi juga semakin tinggi. Sebab umumnya pola
hidup masyarakat perkotaan lebih konsumtif di banding masyarakat
pedesaan.